Minggu, 29 Januari 2012

Perlunya Motivasi Ekstrinsik Dalam Belajar

Oleh : Musthofa Umar, S.Ag., M.Pd.I.
 
Kegiatan memotivasi kelihatannya memang spele akan tetapi, seorang anak bisa bangkit dan berubah adalah bukan karena kepintarannya saja, melainkan motivasi yang diberikan atau yang mereka dapatkan. Ada dua macam motivasi yang bisa merubah keadaan seorang yakni motivasi instinsik dan ekstrinsik. Namun yang kita bahas pada kesempatan ini adalah motivasi ekstrinsik. Ekstrinsik (eks) adalah luar dari seseorang untuk berubah terutama motivasi ekstrinsik untuk anak didik (siswa) dalam mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Bisa berbentuk ucapan (saran) atau tindakan (contoh). Nah sebelum kita bahas lebih jauh tentang apa itu motivasi ekstrinsik, kita lihat dahulu pengertian motivasi itu sendiri.
Motivasi berpangkal dari kata "motiv" yang dapat diartikan daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dari tercapainya suatu tujuan. Sedangkan Oemar Hamalik dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran memberikan definisi tentang motivasi adalah sebagai suatu proses pengetahuan yang dapat membantu kita menjelaskan kelakukan yang kita amati dan untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang, menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku. Simpulnya motivasi diartikan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu. Jadi motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang, yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Lalu apa itu motivasi ekstrinsik? Sadriman mendefinisikan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Bisa disebut juga perangsang yang timbul bukan dari personal yang bersangkutan tetapi tumbuh karena ada faktor lain yang ada di luar pribadi seseorang, sehingga pengaruh-pengaruh tersebut mampu merubah pola sikap dan kemauan dari seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dalam kehidupan manusia motivasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktifitas begitu juga bagi siswa, motivasi belajar itu ada yang secara langsung timbul dari siswa dan ada yang diperoleh karena dorongan dari luar dirinya, motivasi merupakan pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Seseorang melakukan usaha dan pencapaian karena adanya motivasi, adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun terutama di dasari dengan adanya motivasi maka seseorang yang belajar itu akan dapat menghasilkan prestasi yang baik. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu.
Belajar menurut Slameto ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Robert M. Gagne mendefinisikan belajar adalah sesuatu yang terjadi di dalam benak seseorang di dalam otaknya. Jadi belajar merupakan suatu proses dimana guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar yang menginginkan adanya perubahan tingkah laku secara konstruktif. Guru harus senantiasa berusaha agar dalam pelaksanaan proses belajar mengajar berjalan sebagaimana yang diharapkan yaitu dengan memberikan motivasi yang cukup kepada peserta didik. Dari definisi-definisi di atas, di simpulkan bahwa belajar adalah dorongan yang mengarahkan dan menggerakkan prilaku orang atau siswa belajar. Dari sinilah, orang sering menganggap melihat dan mendengar dalam kesehariannya adalah kegiatan belajar yang terus menerus, karena setiap orang/siswa melihat sesuatu maka dengan itupula timbul dorongan di otak untuk melakukan hal yang sama di masa yang akan datang atau saat itu juga. Nah dalam kegiatan belajar peranan motivasi memiliki arti yang sangat penting, karena dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri orang/siswa yang menimbulkan semangat dalam melaksanakan aktifitas belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar mengajar yang efektif dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang hendak dicapai oleh orang/siswa mudah tercapai. Orang/siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar, memberikan motivasi kepada orang/siswa berarti menggerakkan orang/siswa untuk melakukan atau mendorong untuk berbuat sesuatu.
Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan sikap, individu untuk belajar. Motivasi belajar harus diberikan secara tepat dan efesien untuk mendukung kelancaran aktifitas dalam belajar. Ada beberapa fungsi motivasi yakni; pertama, mendorong manusia untuk berbuat, motivsi dalam hal ini sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Kedua, menentukan arah perbuatan yakni, ke arah tujuan yang hendak dicapai, demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya. Ketiga, menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
Kalau seseorang memiliki kemampuan atau keinginan untuk berubah dari dalam dirinya, maka peranan lingkungan atau sesuatu yang berada di luar seseorang juga akan mampu memberikan motivasi pada seseorang. Seseorang yang enggan melakukan sesuatu akan merasa harus mengerjakan karena memang lingkungan atua sesuatu yang ada di luar dirinya mengharuskan melakukan sesuatu. Seperti halnya seorang siswa yang tidak rajin belajar di rumah, maka guru harus memberikan Pekerjaan Rumah (PR) agar siswa meluangkan waktu mainnya untuk belajar atau mengerjakan pekerjaan rumahnya. Di samping itu orang tua yang ada di rumah juga memiliki kewajiban untuk memberikan nasehat dan pengertian kepada anaknya agar memberikan pengarahan.
Adapun motivasi yang dihasilkan pemberian tugas adala, (a) merangsang anak didik berusaha lebih baik, memupuk inisiatif bertanggung jawab dan berdiri sendiri. (b) memperkaya kegiatan-kegiatan di luar, dan (c) memperkuat hasil belajar kelembagaan dengan jaln mengintegrasikan.  Selain memberikan tugas, bentuk motivasi ekstrinsik adalah bisa berbentuk pemberian hukuman. Hukuman diberikan apabila, mulai teguran, peringatan, tidak mampu menghentikan perbuatan yang melanggar peraturan atau tata tertib yang dilakukan oleh siswa. Hukuman harus diberikan betul-betul menyentuh baik perasaan maupun fisik. K. Daniel O'leary mendefinisikan, hukuman adalah konsekwensi dari suatu perbuatan yang dimaksudkan untuk mengurai kemungkinan terjadinya perbuatan itu di masa yang akan datang atua perbuatan suatu pengertak yang tidak disuki sebagai akibat dari perbuatan. Sedangkan Dewa Ketut Sukardi berpendapat tentang hukuman adalah, mereka harus memberikan motivasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran itu dan memberikan hukuman-hukuman yang diperkirakan perlu untuk mencegah kegagalan studi peserta didik.  
Bentuk ketiga dalam pemberian motivasi ekstrinsik adalah melakukan evaluasi. Nana Sudjana mengartikan evaluasi sebagai kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan keputusan yang dimilikinya, dan kriteria yang dipakainya. Dalam hal ini bisa berbentuk test baik dengan metode menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalan-persoalan atau pertanyaan-pertanyaan dan sebagainya itu telah dipilih dengan seksama dan telah distandarsasikan, artinya telah adanya standart yang tertentu. Kegiatan motivasi tentu harus dilakukan terus menerus dan oleh semua pihak, sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan.  Amin.
 
 
Penulis adalah Penyuluh Agama di KUA Mpunda Kemenag Kota Bima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar