Oleh : Musthafa Umar, S. Ag., M. Pd.I.
Tulisan saya ini dalam rangka ikut berpartisaipasi memperingati dan mengisi momentum hari sumpah pemuda 28 Oktober 2011. Semangat sumpah pemuda dalam diri pemuda kita hendaknya dibangun agar tetap bermakna dalam menjaga keutuhan bangsa yang kita cintai ini. Kalau melihat kebelakang bagaimana sejarah perjuangan para pemuda-pemuda dulu (1928), Ki Hajar Dewantara, Budi Utomo, Bung Tomo, Muhammad Yamin dan kawan-kawan dalam membangun bangsa ini dengan semangat yang kuat dan keyakinan akan adanya perubahan. Nah semangat ini hendaknya ada dan terus berkembang dalam setiap pemuda agar makna dibalik adanya sumpah pemuda kala itu hilang.
Banyak masalah yang dihadapi pemuda-pemuda atau remaja kita akhir-akhir ini. Beberapa waktu lalu, sejak munculnya kasus Gayus Tambunan, disusul Muhammad Nazaruddin ada anggapan miring, kenapa kriminal kelas elit dilakukan oleh mereka yang masih tergolong muda-muda? Di saat tokoh-tokoh muda diharapkan tampil di garda depan, muncul kasus-kasus yang memalukan dilakukan tokoh-tokoh muda kita. Belum lagi remaja-remaja yang melakukan hal-hal konyol, seperti narkoba, perampokan, pencurian, tawuran dan termasuk terorisme banyak mereka tergolong muda-muda. Dari sini apa sebenarnya yang salah dalam diri pemuda/remaja kita?
Organisai-organisai pemuda di negeri ini puluhan bahkan ratusan. Mulai organisasi keagamaan, independent, LSM sampai partai-partai politik membentuk badan-badan otonom kepemudaan tersendiri. Namun dari sekian organisasi ini, berapa banyak yang peduli terhadap kaumnya (pemuda) itu sendiri? Dari sekian organisasi ini, saya mencoba lebih mengerucutkan pada satu organisasi kepemudaan (remaja) keagamaan yang tugasnya sangat urgent sekali dalam pembinaan iman dan taqwa (imtaq) remaja kita. Karena sudah jelas, mereka-mereka pemuda/remaja kita yang melakukan tindak criminal ataupun sejenisnya, kesimpulan yang kita ambil adalah karena didikan akhlak, iman, moral pada diri mereka yang kurang.
Nah berangkat dari masalah moral, remaja masjid sangat berperan seharusnya pada bidang ini. Namun boleh di lihat berapa banyak remaja masjid kita yang dekat dengan masjid dan berhati “masjid”. Memang tidak semua, namun hanya beberapa saja remaja masjid kita yang aktif di masjid, kebanyakan mereka hanya muncul pada hari-hari perayaan besar islam tertentu saja. Tapi kesehariannya, sulit kita temukan remaja yang aktif membangun dan memakmurkan masjid dengan kegiatan-kegiatan kepemudaan. Contoh kecil, sholat jama’ah atau pengajian-pengajian yang diharapkan bisa menanamkan pengetahuan agama ke mereka, justru jarang ditemukan dimasjid-masjid kita.
Batasan usia remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah usia 10 samapai 19 tahun. Sedangkan United Nation (UN/PBB) membatasi usia remaja antara 15 sampai dengan 24 tahun. Remaja pada umumnya tidak mau lagi dikatakan sebagai kanakl-kanak, karena usia remaja adalah antara anak-anak dan dewasa. Masa ini disebut masa perubahan diri dari anak-anak menuju kedewasaan atau dibilang masa transisi. Dan masa ini adalah masa yang menurut Muhammad Zen, S.Ag., Lc., MA. Beliau Dosen FDK UIN Jakarta adalah masa yang paling kritis karena masa yang paling sulit untuk dilalui. Apabila masa ini keliru maka, kelirulah dewasanya nanti dan sebaliknya. Masa ini terjadi banyak perubahan dalam diri individu, baik perubahan fisik mapun perubahan psikis (psikologis/emosional).
Dari sini remaja masjid dituntut untuk memberdayakan/menyemarakkan masjid dengan berbagai kegiatan misalnya; (1) tidak terjerembab ke perjudian, (2) tidak mencoba mengkonsumsi Narkoba dan Miras, (3) tidak sering bertaruh (judi), (4) tidak melakukan tindakan asusila atau perilaku menyimpang lainnya, (5) melakukan bimbingan agama, (6) menyalurkan hobi yang sehat dan bermanfaat serta (7) melakukan kegiatan atau berpartisipasi dalam masyarakat.
Ada beberapa factor kurang harmonisnya antara pengurus masjid dan remaja, diantaranya; (a) kurang komunikasi, (b) pengurus tertutup dan otoriter, (c) remaja masjid jalan sendiri, (d) kurang aktifnya remaja dalam kegiatan, (e) kurang memahami organisasi dan (f) sibuk dengan urusan pribadi. Terkadang orang dewasa/tua sering mengeluh bahwa mereka tidak mengerti akan kemauan para remaja, sebaliknya remaja, menilai orang dewasa/tua pemikirannya kolot dan ketinggalan zaman bahkan tidak modern dan sebagainya. Oleh karena itu, hendaknya dibangun komunikasi yang efektif dan intens antara orang tua dan remaja agar tidak saling salah menyalahkan dan saling memahami perasaan orang lain dalam psikologinya disebut emphaty.
Emphaty yang dikembangkan adalah bagaimana remaja mencoba berpikir kalau-kalau mereka suatu saat menjadi orang tua dan menghadapi persoalan sekarang. Dari itu jika berbicara dengan mereka, jangan seolah-olah kita menggurui sebab mereka sangat tersinggung. Dari itu, hendaknya tempatkan diri seperti meminta nasihat dari mereka, walau pada dasarnya kita paham dengan hal itu. Begitupun dengan orang tua, agar bagaimana bisa mencontoh Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS dan Lukmanul Hakim saat mereka berdialog dengan anak-anak mereka.
Ada beberapa kegiatan positif yang harus dilakukan remaja masjid, diantaranya mendirikan posko bencana alam, pengajian intensif, pesantren kilat, pemberian beasiswa, khataman massal, khitanan massal, peringatan hari-hari besar Islam, perpustakaan, bazaar amal, kursus-kursus, penerbitan dan perlombaan-perlombaan. Dan untuk solusi dari kebekuan masalah yang terjadi antara kaum muda dan pengurus tua (pengurus tertutup, jama’ah pasif, petugas azan yang itu-itu saja, berpihak pada satu golongan atau dikuasi satu golongan tertentu, tempat wudhu’ tang kotor, masjid yang kurang bersih) adalah dengan cara; musyawarah, keterbukaan, kerjasama, kegiatan riil, kebersihan masjid dan kotak saran. Dan ingat, harus dengan cara Kesungguhan pengurus, Memperbanyak kegiatan, Transparansi dana dan Jama’ah aktif, insyaallah masjid akan makmur dan diberdayakan. Begitupun dengan remajanya, jadi tidak hanya nama saja Remaja Masjid tapi Jarang Urus Masjid. InsyaAllah.
Penulis adalah Penyuluh Agama Islam di KUA Mpunda Kemenag Kota Bima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar