Minggu, 16 Oktober 2011

Patologi Sosial Remaja

Oleh : Musthofa Umar

Melihat akhir-akhir ini, trend kriminal didominasi anak-anak remaja. Sedikit ironis memang, karena bulan ini pada 28 nanti akan kita peringati Sumpah Pemuda. Seharusnya, para pemuda dalam memeriahkan tibanya hari itu, mengisi dengan hal-hal yang baik dan berguna untuk bangsa ini, lebih-lebih untuk dirinya sendiri. Mulai dari pembunuhan, narkoba, sampai kepada pencurian motor dengan modus operandi macam-macam. Dan sudah menjadi tugas kita semua, untuk membimbing mereka, menuntun dan mengarahkan mereka kearah yang lebih baik. Nah tulisan saya kali ini, mencoba untuk melihat kenapa mereka seperti demikian?
Tulisan saya ini berjudul Patologi Sosial Remaja. Istilah ini muncul pada awal abad 19 dan 20-an, para sosiolog mendifinisikan patologi social sebagai tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan, dan hukum formal.  Jadi lebih luas pembahasannya dari sekedar membahas kenakalan remaja. Secara etimologis, kata patologi berasal dari kata Pathos bisa diartikan disease atau penderitaan atau bisa juga penyakit. Sedangkan logos sendiri ini berarti berbicara tentang ilmu. Jadi, patologi adalah ilmu yang membicarakan tentang penyakit atau ilmu tentang penyakit. Madsud dari pengertian diatas bahwa patologi adalah ilmu yang membicarakan tentang asal usul dan sifat-sifatnya penyakit.
Penyakit yang satu ini jelas, penyakit-penyakit social remaja seperti yang saya tulis diatas. Dari pembunuhan, pencurian, tawuran antar pelajar, minuman keras, narkoba, free sex dan penyakit-penyakit lain yang sering kita temukan pada remaja kita saat ini.  Kenakalan remaja sendiri, menurut Kartono seorang psikolog sekaligus sosiolog menulis, bahwa yang dikatakan kenakalan itu adalah gejala patologi social pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social. Akibatnya, mereka mengembangkan sikap prilaku yang menyimpang. Sedangkan Santrock menulis, kenakalan remaja adalah sekumpulan dari perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial sehingga terjadi tindak kriminal.
Remaja sendiri menurut para ahli pendidikan mengategorikan, mereka-mereka yang berusia antara 13-18 tahun adalah remaja. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampau masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa, dan bisa juga disebut masa ini adalah masa transisi. Masalah-masalah sosial yang sering terjadi dimasyarakat  kesimpulannya adalah masalah kriminalitas. Hal ini sering disebabkan oleh desakan ekonomi dan menyempitya lapangan pekerjaan yang terbatas, serta jumlah tenaga kerja yang semakin hari semakin banyak membuat kriminalitas merajalela dimana-mana, seperti perampokan, pencurian.    
Lain dari itu juga, sebab-sebab timbulnya kriminalitas adalah pertentangan dan persaingan kebudayaan, perbedaan ideologi politik, kepadatan dan komposisi penduduk, perbedaan distribusi kekayaan, perbedaan kekayaan dan pendapatan, mentalitas yang labil. Akibat-akibat kriminalitas adalah merugikan pihak lain, baik materiil maupun non materiil, merugikan masyarakat secara keseluruhan seperti penipuan, pemalsuan. Merugikan negara misalnya korupsi dan kolusi, mengganggu stabilitas keamanan masyarakat.
Selain itu banyak terdapat kesenjangan sosial-ekonomi, kenakalan remaja yang merupakan suatu perilaku yang menyimpang atau melanggar norma yang dilakukan oleh anak-anak remaja, sering disebabkan oleh motivasi intrinsik yang meliputi faktor intelegensia, usia, jenis kelamin dan kedudukan anak dalam keluarga. Motivasi ekstrinsik meliputi faktor rumah tangga, pendidikan dan sekolah, pargaaulan anak, media massa juga memperngaruhi kenakalan-kenakalan remaja. Pada tataran media massa misalanya, Televisi adalah pendidikan audio visual tentang berbagai perilaku masayarakat. Nah apabila putra-putri kita tidak didampingi saat menonton maka hal itu bisa mereka jadikan contoh dalam pergaulan sehari-hari. Karena tidak semua tayangan TV untuk anak remaja, banyak yang seharusnya ditonton orang dewasa, karena tidak ada pendampingan orang tua, anak remajapun menontonnya.
Selain itu, ada dua factor yang menyebabkan remaja nakal. Yakni factor intern 9dari dalam yakni remajanya sendiri) dan faktor ekstern (luar remaja, bisa keluarga dan lingkungannya). Faktor intern misalnya, karena krisis identitas. Remaja akan mengalami perubahan biologis dan sosiologis dan hal ini akan memungkinkan untuk terjadi dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitias peran. Kenakalan remaja kita biasanya terjadi apabila seorang remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. Masih dari faktor internal, juga bisa karena control diri yang lemah. Remaja tidak bisa mempelajari dan membedakan mana yang dapat diterima dan tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun dengan mereka yang mengetahui arti dua perbedaan itu namun tidak dapat mengontrol diri untuk bertingkah laku dengan pengetahuannya, bisa terjerumus nakal.
Dari faktor eksternal, yang paling besar pengaruhnya adalah dari keluarga sendiri. Apabila anak melihat ketidak beresan dalam keluarga, orang tua yang bercerai, bertengkar, selingkuh, kurang memperhatikan keluarga, jarang terjadinya komunikasi antara anggota keluarga, akan menyebabkan anak menajdi nakal. Disamping juga kurangnya pendidikan agama yang diberikan pada anak, penolakan terhadap eksistensi anak, dan kurang member contoh-contoh baik dalam keluarga akan menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja itu sendiri. Selain faktor eksternal dari keluarga, adalah teman sebaya. Keluarga harus mampu mengontrol dan memilihkan teman sebaya putra-putri mereka agar tidak salah pergaulan. Karena kalau teman sebaya mereka salah, maka putra-putri kita akan ikut salah juga. Selain faktor teman sebaya dari eksternal juga adalah faktor lingkungan masayarakat sekitar tempat remaja itu tinggal, hal ini bisa menyebabkan pembelajaran langsung sesuatu yang bertentangan dengan moral masayarakat.
Dari masalah-masalah yang ada, mungkin beberapa hal saya bisa tawarkan dari berbagai rujukan buku dan literatur psikologi tentang remaja untuk kita pergunakan, agar remaja-remaja kita yang sebentarlagi akan dewasa dan melanjutkan estafet kepemimpinan kita adalah; (1) untuk pelanggaran kenakalan remaja, apabila dilakukan di area sekolah akan mendapatkan hukuman dari pihak sekolah, apabila di luar area sekolah, maka orang yang melakukan pelanggaran tersebut bias di nasehati, atau dikenakan denda; (2) untuk  yang gagal dalam pencapaian identitas bisa  dicegah dan daiatasi dengan prinsip ketauladanan.
Prinsip ketauladanan adalah, remaja bisa mendapatkan banyak figur orang-orang baik  yang dewasa dan mampu melampau masa-masa kegagalannya waktu itu. Hendaknya dari banyak figure-figur inilah para remaja kita nantinya bisa mengikuti dan belajar; (3) banyak diberikan motivasi, baik dari teman sebaya, guru, keluarga dan orang-orang yang penduli untuk melakukan hal ke dua diatas, yakni mencontoh dan mencari figur sandaran perilaku; (4) dari keluarga, hendaknya ada kemauan orang orang tua untuk membenahi keluarga agar tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif dan nyaman bagi remaja. Kondisi keluarga yang seperti ini biasa disebut, keluarga sakinah, mawaddah warahmah.
Keluarga yang menjadikan rumahnya sebagai syurga, (baity jannaty) rumah seindah rumah Rasulullah SAW; (5) remaja harus pandai memlihi teman yang baik, serta orang tua harus mampu memberikan arahan kemana dan dengan siapa mereka berteman, bergaul serta mebentuk komunitas. Jika hal ini tidak bisa dihindari, hendaknya tidak terpengaruh, namun berusaha mempengaruhi remaja yang kurang baik untuk menjadi baik. Mereka harus mampu membentuk ketahanan diri yang kuat, agar tidak cepat terpengaruh dan sebaliknya, mempengaruhi kea rah yang lebih baik; 6) dan sebagai masyarakat, tidak melanggar norma yang berlaku dalam masyarakat, dan sebaiknya kita mampu mengendalikan diri, agar tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik. Mampu mencegah maslah-masalah yang akan timbul di masyarakat dan mampu menanggulangi apabila terjadi masalah-masalah sosial di masyarakat.
Inilah beberapa kemungkinan yang bisa kita lakukan untuk mencegah kenakalan-kenalakan remaja. Untuk factor lingkungan, adalah keterlibatan pemerintah tingkat lingkungan (RT, RW dan Lurah) agar memberikan dan menciptakan lingkungan sekitar yang nyaman, bermoral bagi remajanya. Apabila remaja baik, maka lingkunganpun akan menjadi baik, namun sebaliknya jika remaja kita nakal, pemerintahpun akan menanggung akibat dari kenakalan remaja tersebut. untuk kepolisisan dan kehakiman, berikanlah hukuman atau denda yang setimpal kepada pelaku kriminal yang ada, sehingga menjadi efek jera bagi remaja-remaja lain yang ingin mencoba-coba untuk melakukan tindak kriminal.
Mulailah dari keluarga kita sendiri, mulailah dari hal-hal yang terkecil, hal-hal yang termudah untuk kita lakukan. Hal demikian, seperti perintah Allah SWT dalam surat At-Tahrim ayat 6, bahwa untuk mencegah perbuatan keji dan munkar adalah mulai dari diri kita dan keluarga kita sendiri. IsnyaAllah kalau diri kita sudah bagus, sehingga menjadi contoh yang bagus bagi anak kita, maka selanjutnya keluarga kita akan menjadi contoh bagi keluarga yang lain. Jika masing-masing keluarga baik, dan atas dukungan pemerintahan yang baik pula, tidak mengajari korupsi, berbuat curang, penipuan dan melakukan kebohongan, maka lingkungan akan baik pula. Kalau sudah figurnya baik, keluarganya baik, pemerintahannya pun baik, isyaAllah kenakalan-kenakalan remaja pasti bisa kita cegah. Amiin.
 
Penulis adalah Penyuluh Agama Islam di KUA Kec. Mpunda Kemenag Kota Bima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar