Khutbah Jum’at
“Nuzulul Al-Qur’an”
Oleh : Musthofa Umar, S. A.g, M. Pd.I.
الحمدلله، الحمدلله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحقّ ليظهره على الدّين كله وكفى بالله شهيدا. وإنّ الله سبحانه وتعالى ما اتّخذ صاحبة ولا ولدا. أشهد أنّ
لااله إلا الله لآ أشرك به أحدا.وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله المبعوث إلى سائر الأمة شفاعة لهم. اللهم صلى وسلّم على محمّد وعلى آله وصحبه الذّين اتبعوا دينه مخلصين له أبدا. (امّا بعـد) فيا أيهاالناس. اتّقوا الله عندما اشتهرت بأنّ هذ الشّهر شهر
شريف. ينهضّ قلوب الأمّة إلى معرفة أسرار وحكاية شريفة. قال الله تـعالى. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ
إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وقال أيضا: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.
Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan keimanan dan
ketakwaan kita kepada Allah SWT dalam arti yang sebenar-benarnya, yakni dengan tetap
menjaga dan menjalankan segala perintah–Nya dan
menjauhi larangan–Nya, agar kita selamat dunia-akherat, amin.
Shalawat beriring
salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw,
keluarga dan para shahabatnya yang senantiasa taat menjalankan perintah Allah
Swt.
Hadirin jama’ah
jum’ah rahimakumullah
Membaca al-Qur`an sangat dianjurkan bagi setiap muslim di
setiap waktu dan kesempatan. Terlebih lagi pada bulan Ramadhan, karena pada
bulan itulah diturunkan al-Qur`an. Puasa dan Al-Qur’an yang dibaca akan memberi syafaat
kepada orang yang mengerjakannya kelak dihari kiamat. Rasulullah SAW bersabda:
اَلصِّيَامُ وَاْلقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ يَقُوْلُ الصِّيَامُ أيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيْهِ وَيَقُوْلُ اْلقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِالَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ قَالَ فَيُشَفِّعَانِ (رواه أحمد).
Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat seorang hamba
pada hari kiamat. Puasa berkata: “Ya Rabbi, aku mencegahnya dari makan dan
minum di siang hari”, Al-Qur’
an juga berkata: “Aku mencegahnya dari tidur dimalam hari, maka kami mohon
syafaat buat dia.” Beliau bersabda: “Maka keduanya dibolehkan memberi syafaat.” (HR Ahmad).
Rasulullah juga bersabda :
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ. (رواه مسلم)
"Bacalah
al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi
ahlinya (yaitu, orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya). (HR. Muslim).
Firman Allah Swt :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS:
al-Baqarah: 185)
Hadirin jama’ah
jum’ah rahimakumullah
Al-Quran merupakan
firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman bagi
manusia dalam menata kehidupan demi mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik
di dunia maupun di akhirat. Konsep-konsep yang dibawa al-Quran selalu relevan
dengan problema yang dihadapi manusia, karena itu ia turun untuk mengajak
manusia berdialog dengan penafsiran sekaligus memberikan solusi terhadap
problema tersebut di manapun mereka berada.
Pada kenyataannya,
al-Quran benar-benar telah mengepung level kecil klasik kesusastraan jahiliyah
untuk memperkenalkan pemikiran keagamaan dan konsep-konsep monoteistiknya ke
dalam Bahasa Arab. la juga menciptakan design dahsyat dalam Bahasa Arab dengan mengubah
instrument-instrument teknis pengungkapannya. Pada satu sisi, ia menggantikan
syair metrik dengan bentuk ritmenya sendiri yang tak tertirukan, dan pada sisi
lain memperkenalkan konsep-konsep dan tema-tema baru yang mengarah kepada arus
besar monoteisme.
Al-Quran juga
mengalihkan perhatiannya kepada masa lalu yang jauh dalam sejarah perjalanan
ummat manusia sekaligus mengarah ke masa depannya dengan tujuan mengajarkan
tugas-tugas masa kini. la melukiskan gambaran dan tanda-tanda yang mengundang
manusia untuk segera menarik pelajaran darinya. Setelah pelajaran dapat ditarik
kesimpulannya, ternyata jiwa manusia tanpa disadari terseret serta terpesona
oleh kedalaman dan keluasan makna al-Quran. Hal ini menunjukkan bahwa al-Quran
sebagai mukjizat terbukti menjadi modal kehidupan dunia dan akhirat.
Hadirin jama’ah
jum’ah rahimakumullah
Allah SWT
menurunkan al-Quran saat manusia sedang mengalami kekosongan para rasul,
kemunduran akhlak dan kehancuran problem kemanusiaan, sosial politik dan
ekonomi. Pada setiap problem itu, al-Quran meletakkan sentuhannya yang mujarrab
dengan dasar-dasar yang umum yang dapat dijadikan landasan untuk
langkah-langkah manusia selanjutnya yang relevan di setiap zaman. Sejak
diturunkannya sampai dengan sekarang al-Quran tidak pernah terlepas dari suatu
tradisi yang sedang berjalan. Dengan kata lain, pesan-pesan al-Quran selalu
berhubungan dengan pribadi atau masyarakat yang mengganggapnya sakral atau
sebagai sentralitas etika universal.
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ اْلمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيْرًا.
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan
petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada
orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar” (Q.S. Al-Isra’ : 9)
Hadirin jama’ah
jum’ah rahimakumullah
Jika melihat
kondisi ummat Islam pada saat al-Quran diturunkan, semua peristiwa di masa lalu
itu dibangkitkan melalui perenungan. Jadi ada kesamaan konteks ketika al-Quran
diturunkan pertama kali dengan kondisi terkini yang secara sosial, politik,
ekonomi dan agama memang sedang mengalami kebobrokan dan membutuhkan
pemecahannya. Untuk itu, ummat Islam sebagai ummat yang terbaik mengemban tugas
berat yang berkaitan dengan memahami, mengilhami dan melakukan tanggung jawab.
Karena memahami dan menafsirkan adalah bentuk yang paling mendasar dari
keberadaan manusia dimuka bumi yang memiliki jabatan sebagai khalifah. Dengan
demikian, eksistensi ummat Islam sebagai ummat yang terbaik tidak diragukan.
Dengan bantuan ilmu
pengetahuan dan agama, peristiwa Nuzulul Quran yang terjadi beberapa abad yang
lalu menjadi sesuatu yang berkesinambungan hingga kini. Masa lalu tidaklah
usang dan ia menjadi pendahulu masa kini. Maka dari itu, upaya memahami makna
nuzulul Quran pada saat sekarang ini sama sekali tidak menghilangkan makna dan
konteks terdahulu, melainkan merangkumnya untuk kemudian diteruskan hingga
kini. Ada semacam harapan yang harus terpenuhi dalam menghadapi tantangan
global saat ini sebagaimana Rasulullah juga menghadapi tantangan dan ujian yang
berat. Setelah melihat konteks nuzulul Quran, tugas selanjutnya ialah melakukan
kontektualisasi ajaran dan pesan yang terkandung dalam peristiwa nuzulul Quran.
Kita harus selalu berdampingan dengan al-Quran dalam setiap pikiran, perkataan
dan perbuatan.
Hadirin jama’ah
jum’ah rahimakumullah
Kesadaran yang
mendasar terhadap perisitiwa Nuzulul Quran memberikan akses kepada esensi
al-Quran dengan keanekaragaman dimensi dan nilai holisitiknya. Bersamaan dengan
itu keraguan tcrhadap al-Quran hilang dan digantikan dengan keyakinan yang
teguh. Keyakinan yang teguh kepada al-Quran setelah dengan melakukan
penghayatan yang pada akhirnya dapat membuka pintu-pintu hidayahnya sebagai
sumber etika dan nilai universal.
Al-Quran sebagai
Kalamullah secara komprehensif terbukti telah mencerahkan eksistensi kebenaran
dan moral manusia. Mukjizat dan wahyu yang menjadi kitab bagi ummat Islam
khususnya dan seluruh ummat pada umumnya tidak habis-habisnya menguraikan
secara detail subtansi kebenaran. Ayat-ayatnya senantiasa melahirkan
interpretasi filosofis yang menggugat infiltrasi pemikiran kebenaran semu
bahkan menyesatkan dari para pemikir non wahyu.
Al-Quran membuka
ruang penafsiran secara tipikal menukik pada akal orisinil dan langsung
menyentuh aspek mendasar dalam kehidupan, yaitu etika dan moral dalam
hubungannya sebagai hamba dengan Sang Khaliq-Allah. Salah satu penyebab utama
kekerasan dan konflik yang dialami ummat manusia karena tidak menjadikan
al-Quran sebagai sumber nilai etika dan moral. Keadaan ini menurut Harun Yahya
seorang Filsuf Islam Kontemporer adalah dengan mengupayakan nilai-nilai moral
dan etika dalam al-Quran diberlakukan dalam kehidupan. Allah Swt telah
berbicara dalam al-Quran tentang kaidah besar seperti keadilan, perdamaian,
kebenaran, Iman dan Islam. Dia juga berbicara tentang muamalah dan pandangan
hidup. Problem apapun yang terjadi, krisis apapun yang berlaku, solusi dan
penawarannya ada di dalam al-Quran. Oleh karenanya, kita harus rajin membacanya
dan mentadabburinya.
Membaca al-Quran
sebagai jalan mencari solusi, membaca Al-Qur’an juga menyempurnakan ibadah
lainnya. la dapat berfungsi dengan baik jika dalam membacanya disertai dengan
adab-adab batin dalam perenungan, khusyu’ dan mentadabburinya yang akhirnya
banyak mendatangkan manfaat berupa petunjuk dari Allah, inspirasi dan basis
imajenasi.
Bertadabbur berarti
memperhatikan dan merenungi makna-maknanya. Bahkan Ibnu Mas’ud berkata, “Barang
siapa yang menghendaki ilmu orang-orang yang terdahulu dan ilmu orang-orang
yang akan datang, hendaklah ia mendalami Al-Quran“. Kitab Ummat islam ini
memberikan pedoman serta jalan yang lurus yang mampu menghindari buruknya
kesesatan. Etika kehidupan dan akhlak-pun terangkum dalam Al-Quran. Bahkan,
Rasulullah sendiri dibina akhlaknya langsung oleh Al-Quran.
Oleh karena itu,
melalui khutbah jum’at ini, mari bersama membangun Indonesia dengan spririt
keimanan dan keislaman. Menjadikan akhlak Rasulullah sebagai basis sumber daya
manusia. Dan kita jadikan Al-Qur’an sebagai way of life dalam setiap
gerak dan langkah kita. Semoga kita diberi kemampuan untuk berpegang teguh
dengan nilai-nilai Al-Qur’an. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِىْ وَإِ يَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ إِنَّهُ تَعَالَى جَوَّادٌ كَرِيْمٌ رَؤُوْفٌ رَّحِـْيمٌ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ .
Penulis adalah Penyuluh Agama Islam di Kementerian Agama Kota Bima. Dan Sekretaris Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam Kota Bima.
Khutbah disampaikan tanggal, 03 Agustus 2012 di Masjid SALAHUDDIN Melayu Kec. Asakota Kota Bima.
Ayat 185 dari Q.S.al-abaqarah di atas harap dikoreksi, terbalik (seharusnya dari kanan, malah kiri) sehingga dikhawatir orang yg tdk tau akan salah membacanya
BalasHapus